Amalkan Pancasila, Jadikanlah Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Sekaligus Ideologi yang Revolusioner
Malang bertempat di pendopo agung Kabupaten Malang diselenggarakan Rakernas merupakan kegiatan tahunan yang dilaksanakan dalam rangka periode kepengurusan baru HIKMAHBUDHI (Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia). HIKMAHBUDHI telah melaksanakan Rakernas sebanyak 10 kali. Rakernas HIKMAHBUDHI kali ini bertempat di kota Malang. Dengan mengangkat tema “Meningkatkan Peran HIKMAHBUDHI Terhadap Aktualisasi Pancasila” diharapkan dapat membentuk anggota yang berjiwa Pancasilais dan Buddhistik.
Pengambilan tema ini dilatarbelakangi karena kondisi bangsa saat ini sering terjadi kejadian intoleransi, pelecehan simbol-simbol negara yang berpotensi mencederai nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Rangkaian kegiatan Rapat Kerja Nasional ke-10 HIKMAHBUDHI (RAKERNAS X) berupa acara pembukaan, Studium General, serta dilanjutkan dengan rapat internal yang dilaksanakan selama 3 hari di Vihara Dharma Mitra, yakni 24-26 maret 2017.
Studium General diisi dengan pemateri Dr. Ahmad Basarah, M.H (Ketua Badan Sosialisasi 4 pilar MPR-RI), Y.M Bhikku Subhapanno Mahathera (Ketua Sangha Theravada Indonesia), Nia Sjarifuddin (Ketua Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika), dan Ria Casmi Arrsa, S.H, M.H (Dosen Fak. Hukum Universitas Brawijaya). (Sumber:http://hikmahbudhi.or.id/2017/03/31/studium-generale-pembukaan-rakernas-x-hikmahbudhi-meningkatkan-peran-hikmahbudhi-terhadap-aktualisasi-pancasila/)
Menurut para pemapar, Indonesia kini sedang mengalami ancaman. Identitasnya sebagai negara kesatuan dipertanyakan, Pancasila sebagai dasar negara dicemooh dan tidak dihargai, bahkan undang-undang sebagai dasar hukum sedang digoyang untuk digantikan.
Hal ini mengingatkan kita kembali kepada politik devide et impera yang berusaha memecah kesatuan kerajaan-kerajaan di Indonesia demi kelancaran usaha para penjajah. Setelah kebangkitan nasional, dilanjutkan dengan perjuangan bangsa Indonesia, akhirnya Indonesia dapat bersatu menjadi sebuah negara yang merdeka. Kini kita mewarisi kemerdekaan dari para pendiri bangsa. Namun, sekali lagi kemerdekaan sedang terancam.
Semakin banyak isu yang membuat masyarakat terpecah belah. Dalam kesempatan yang berbahagia itu Ria Casmi Arrsa mengemukakan bahwa kita sedang berkumpul untuk menyegarkan kembali ingatan kita tentang ideologi bangsa yaitu Pancasila. Bagi saya perdebatan tentang Pancasila sebagai ajaran kefilsafatan (philoshie grondslag) yang diturunkan menjadi sistem ideologi sehingga melahirkan berbagai konsepsi-konsepsi baik dalam bidang politik, hukum, ekonomi, sosial dan kebudayaan merupakan satu gagasan/ide yang bersifat tuntas dan paripurna.
Kesepakatan luhur (modus vivendi) yang telah digagas dan ditetapkan oleh para pendiri bangsa merupakan bagian mata rantai kesejarahaan bangsa Indonesia telah metahbiskan bangsa Indonesia berdiri diatas kebhinekaan. Berpangkal pada sesanti Bhineka Tunggal Ika semakin membuktikan bahwa bangsa ini berdiri atas fondasi perbedaan dan keanekaragaman.
Oleh sebab itu fakta pluralisme (The fact of pluralism) merupakan ciri permanen dari kebudayaan publik yang demokratis, bukan semata-mata kondisi historis yang kemudian akan sirna Dengan posisi tersebut menempatkan bangsa Indonesia sendiri berada di tengah pergaulan dunia (the cross road), semua pengaruh kebudayaan besar, semua pengaruh agama besar, semua pengaruh peradaban besar dunia berpartisipasi dan berebut pengaruh di Indonesia.
Sehubungan dengan kondisi diatas maka, perguruan tinggi memiliki peran penting dalam rangka mendukung tegaknya aktualisasi Pancasila dalam rangka membangun karakter dan budaya bagi generasi muda Indonesia karena kapasitanysa itulah perguruan tinggi/ Universitas memiliki hakikat sebagai “komunitas para guru dan para ilmuwan (universitas magistrorum et scholarium) yang memiliki misi suci yaitu sekumpulan para pemikir pemburu paradigma yang menentukan masa depan intelektualitas dan kearifan bangsa di masa depan.
Sehubungan dengan hal itu maka, aktualisasi Pancasila dalam konteks pengokohan terhadap pilar-pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi (yaitu dalam bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat) menjadi sangat relevan untuk menjawab tantangan generasi muda di masa yang akan datang.
Namun demikian upaya untuk mengokohkan pilar-pilar trhi dharma tidaklah semudah membalikkan talapak tangan banyak hambatan, tantangan, atau bahkan ancaman yang meliputi anak muda khususnya mahasiswa. (http://hikmahbudhi.or.id/2017/03/31/mahasiswa-buddhis-sebagai-agen-perdamaian-bangsa-mampukah/)
Can you be more specific about the content of your article? After reading it, I still have some doubts. Hope you can help me.