Berita

Lagi, Intoleransi Ancam Kebhinekaan NKRI

Indonesia cukup berbangga ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dianugerahi ‘World Statesman Award’ atau penghargaan negarawan dunia 2013. Penghargaan itu diberikan oleh organisasi yang mempromosikan perdamaian, demokrasi, toleransi, dan dialog antarkepercayaan yang berbasis di New York, Amerika Serikat, Appeal of Conscience Foundation (ACF).

Namun demikian di tengah kebangga tersebut tersirat kondisi yang paradoks ketika serangkaian tindakan intoleransi dan brutalitas kembali terjadi pada saat masa FPI membubarkan Dialog yang mengurai problematika teologis dan kebangsaan.  Bertempat di Surabaya berdasarkan release media beritajatim.com mengurai potret intoleransi atas dasar agama.

Institute for Syriac Christian Studies (ISCS) memeberikan klarifikasi dan kronologi penyerangan dialog Teologis di Keuskupan Surabaya. Melalui rilis yang dikirim ke radaksi dan ditandatangani Dr. Bambang Noorsena, S.H, M.A. Penanggung Jawab ISCS dan Dra. Shafa Erna Hermawati Sekretaris Panitia memberikan klarifikasi kejadian.

“Sehubungan dengan beredarnya pemberitaan yang tidak berimbang mengenai “Dialog Teologis Islam-Kristen” di Surabaya, tanggal 11 Juni 2013, di bawah ini perlu disampaikan kronologis fakta-faktanya,” terang Bambang Noorsena, S.H, M.A.  Dialog Teologis Islam-Kristen diselenggarakan oleh Institute for Syriac Christian Studies (ISCS) semula direncanakan di Restoran “Forum” di Jl. Margorejo, Surabaya, Selasa, 11 Juni 2013, pukul 18.00 – Selesai, dengan Tema: “Varian-varian Teks Asli Kitab Suci Al-Kitab dan Al-Qur’an”, yang menghadirkan Pembicara dari pihak Islam: Dr. Ulil Abshar Abdalla, dengan Sub Tema: “Keragaman Bacaan dalam Al-Qur’an”, dan dari pihak Kristen: Dr. Bambang Noorsena, SH., MA. Dengan sub Tema: “Textual Criticism: Sebuah Pengantar Dalam Kajian Varian-varian Teks Alkitab”.

Untuk penyelegaraan acara tersebut di atas Pihak Panitia telah mengajukan ‘Surat Pemberitahuan’ kepada pihak Kepolisian, dan telah dikeluarkan surat izin oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Timur Resort Kota Besar Surabaya dengan Nomor: STTP/31/IV/2-13/Intelkam. Berikut kronologis Peristiwa:

  • Senin, 10 Juni 2013, sekitar pukul 11.00 WIB. Pihak Panitia membawa surat Pemberitahuan tentang acara dialog teologis ke bpk. Kapolsek Wonocolo. Oleh beliau, diberi “Surat Rekomendasi“ untuk diteruskan ke POLRESTABES Surabaya, karena pembicara dari luar Surabaya, yaitu Ulil Abshar Abdalla. “Surat Tanda Terima Pemberitahuan“ dari Polrestabes Surabaya Nomor STTP/31/VI/2013 yang mengijinkan menyelenggarakan dialog teologis, diterima sekitar pukul 16.00 WIB. Dialog Islam-Kristen di laksanakan di Restoran “Forum“ pada hari Selasa, tanggal 11 Juni 2013, Pukul 18.00 wib.
  • Pada tanggal 11 Juni 2013, Pukul 11.40 WIB, Pihak Panitia dipanggil oleh pihak Kepolisian yang menyarankan agar acara dibatalkan, karena ada pihak-pihak yang khawatir bahwa acara tersebut akan ricuh karena tema yang diangkat, dianggap sensitif. Karena itu, Surat yang sudah dikeluarkan diminta kembali secara paksa pada jam 13.00 untuk dicabut oleh Kepolisian. Dan PERINTAH PENCABUTAN inipun TIDAK SECARA TERTULIS dan DILAKUKAN SANGAT MENDADAK pada hari dimana acara akan berlangsung acara tersebut. Sehingga penyelenggara kesulitan mencari solusi terbaik selain membatalkan acara.
  • Mengingat tanggal 10 Juni 2013 sudah ada 400an peserta yang dipungut biaya Rp. 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah), sedangkan sangat tidak mungkin penyelenggara melakukan sosialisasi pembatalan pada peserta hanya dalam tempo 2 atau 3 jam sebelum acara dimulai. Sedangkan aparat hanya mengintruksikan pembatalan dan TIDAK MEMBERIKAN ALTERNATIF PILIHAN LAIN, agar semua bisa aman dan tidak ada pihak dirugikan.
  • Akhirnya pihak penyelenggara mengambil keputusan MEMINDAHKAN LOKASI acara dan MELOKALISIR KEGIATAN ini untuk kalangan sendiri, ditempat biasa kami melakukan kegiatan DISKUSI RUTIN, yaitu di Gedung Keuskupan, Jl. W.R. Supratman No. 4, Surabaya, yang “nota bene” lokasi tersebut ada dalam wilayah keamanan Polsek Tegalsari, yang BERBEDA WILAYAH dengan lokasi awal kegiatan.
  • Karena pemindahan mendadak ini juga, maka kami pihak penyelenggara kegiatan TIDAK MUNGKIN membuat surat pemberitahuan tertulis kepada pihak Polsek Tegalsari hanya dengan pemberitahuan lisan. DAN SAAT ACARA BERLANGSUNG pihak Polsek JUGA MENGIRIMKAN PETUGASNYA untuk membantu mengamankan. Selain aparat/ pihak berwajib, kami juga dibantu teman-teman dari GP ANSHOR dengan bansernya.
  • Tema Dialog kami Ubah sedikit Lebih Netral yaitu “Pancasila dan Tantangannya bagi Bangsa”, dengan contoh-contoh kasus praktek intoleransi beragama, dan kedua pembicara menyinggung tema Varian-varian tekst Kitab Suci, meskipun tidak semendalam yang direncanakan sebelumnya.
  • Acara berlangsung tertib, semarak, penuh damai dan tidak ada gejolak apapun sepanjang acara berlangsung sampai berakhir;.
  • SAAT ACARA SUDAH SELESAI (bubar) baru kelompok intoleran itu merangsek masuk halaman sambil berteriak-teriak mencari penanggung jawab acara. Suasana damai yg sejak awal jadi ricuh dengan kehadiran mereka. Hingga akhirnya salah satu Panitia, yaitu Ibu Susan harus “pasang badan” untuk meredam supaya tidak ada tindakan anarkhis dari kelompok berjubah putih ini. Kemudian Ibu Susan dengan didampingi teman-teman mitra dibawa ke Polrestabes untuk diinterogasi hingga dini hari, yaitu pada Pukul 2.00 WIB.
  • Pihak Polda malam itu juga saat panitia lain masih membereskan berkas-berkas seminar dan membersihkan ruangan, datang dan meminta keterangan tentang penyelengaraan Dialog ini dan mencari penanggung jawab dari ISCS. Intelkam Polda menelpon Pak Bambang Noorsena yang memang pendiri ISCS sekaligus narasumber dari pihak Kristen malam itu selain Ulil Abshar Abdalla, untuk datang ke Polda besoknya (12 Juni 2013).

10. Rabu, 12 Juni 2013, Pukul 11.00 WIB, Bambang Noorsena, didampingi oleh Shafa Sekretaris Panitia datang ke gedung Intelkam Polda Jatim menemui Kasubdit intelkam untuk memenuhi undangan beliau dan memberikan kejelasan dari apa-apa yang disalahpahami oleh pihak-pihak yang tidak mengerti isi dari kegiatan Dialog Teologis Islam-Kristen.

11. Dengan tetap terselenggaranya acara dialog Teologis dengan penuh antusiasme dari perserta secara aman, tertib dan damai, maka kekhawatiran pihak tertentu bahkan akan terjadi kericuhan, Sama sekali tidak terbukti.  Justru, kericuhan terjadi Setelah selesainya acara karena kedatangan massa intoleran.

Sumber : Kamis, 13 Juni 2013 17:26:00 WIB  Reporter : Teddy Ardianto Hendrawan diakses dari website http://www.beritajatim.com/detailnews.php/8/Peristiwa/2013-0613/174762

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button